Tutorial ArcGIS 10


Materi Basic
1.      Pengantar GIS dan ArcGIS
2.      Koreksi Geometri
3.      Editting dan input Data
-          Join dan Relates
-          Data Atribut
-          Digitasi
-          Plotting
-          Query
-          Select By Atribut
4.      3D
-          TIN
-          IDW
-          Kriging
Arc Scene
Section

Materi Advance
1.      Bahasa Program
2.      Web GIS
3.      Mobile GIS
4.      Analisis Spasial
5.      Basis Data dan Penginderaan Jauh

1.      PENGANTAR
Geographic  Information System ( GIS )
GIS: adalah suatu sistem komputer yang dapat memasukkan, mengolah (manipulasi ) dan menghasilkan sebuah data yang memiliki  nilai spatial.  

Menurut  Prahasta  : GIS merupakan sejenis software yang dapat digunakan untuk
pemasukan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan, dan keluaran informasi
geografis berikut atribut-atributnya. 

Komponen  SIG  Terdiri dari lima komponen yang saling terintegrasi :
1.      Perangkat keras (Hardware ),
2.      Perangkat lunak (software), 
3.      Data , 
4.      Manusia dan
5.      metode yang digunakan

Proses Pengolahan Dalam SIG :
Input Data (Vektor, raster, tabular)  → Proses (metode)  → Output Data (Peta)

Fungsi SIG :
SIG merupakan suatu sistem yang dapat digunakan untuk menganalisis data spatial (keruangan ) sehingga dapat digunakan dalam berbagai aplikasi pengolahan data untuk kebencanaan , perencanaan kota , kesehatan , penggunaan lahan, dan lain – lain.

  • Kebencanaan → Analisis kemungkinan bahaya sepertibanjir, longsor, Rob, Peta Jalur Evakuasi
  • Perencanaan → RDTW, RTRW
  • Kesehatan → Analisis daerah pemukiman, peta persebaran penyakit, kualitas air, kepadatanpenduduk
  • Perkebunan Sawit → Mengetahui sawit yang matang dari warna menggunakan citra, digitasi untuk pola penanaman sehingga tahu produktivitas, topografi daerah sawit, cari tinggi pohon sawit.
  • Laut → Analisis gaeis pantai, (pasut dg buffering), peta terumbu karang, topografi laut.
  • Penggunaan lahan → Kesesuaian lahan, (pegunungan, pemukiman, industri, penyangga/hutan lindung, lindung/hutan tapi luwes)
  • Penentuan batubara → menggunakan analisis spasial dengan parameter : Jenis tanah, topografi, kandungan tanah, jenis batuan (litologi)
  • Irigasi → Topografi (Cross dan Long Section, kontur, cut n fill)
(Parameter bisa dari literatur)

Program perangkat lunak yang dapat digunakan untuk pengolahan
data SIG  antara lain :
1. ArcGis → Spasial lengkap
2. ArcView → Spasial
3. Global Maper → Topografi
4. Ermaper → Penginderaan Jauh
5. Envi → Penginderaan Jauh
6. Surfer → Topografi
7. Erdas Spasial dengan bahasa pemrograman

Software ArcGis
ArcGis merupakan suatu software yang diciptakan oleh ESRI yang digunakan dalam
Sistem Informasi Geografi. ArcGIS merupakan Software pengolah data spasial yang
mampu mendukung berbagai format data .

Sub-software :
1. Arc Map
2. Arc Catalog
3. Arc Toolbox
4. Arc Globe

A. Tampilan Software ArcGis
Dekstop ArcGis terdiri dari 4 modul yaitu Arc Map, Arc Catalog, Arc Globe, dan Arc
Toolbox. 

  1. Arc Map mempunyai fungsi untuk menampilkan peta untuk proses, analisis peta, proses editing peta, dan juga dapat digunakan untuk mendesain secara kartografis. 
  2. Arc Catalog digunakan untuk management data atau mengatur managemen file–file, jika dalam Windows fungsinya sama dengan explor. 
  3. Arc Toolbox digunakan untuk menampilkan sejumlah toolbox yang memiliki fungsi berbeda terutama berkaitan dengan fungsi spatial analisis.
  4. Arc Globe dapat digunakan untuk data yang terkait dengan data yang universal, untuk tampilan 3D, dan juga dapat digunakan untuk menampilkan geogle earth. 

B. Graphical User Interface ( GUI ) ArcGis
Semua Fungsi yang ada dalam Software ArcGis dipanggil melalui tampilan Graphical User Interface ( GUI ) .
Untuk mempermudah dalam menjalankan serta mengoptimalkan fungsi yang ada
dalam ArcGis maka pengguna harus mengetahui bagian dari GUI secara mendalam.
1. Menu Bar
2. Status Bar
3. Tool Bar
4. Button Bar
5. Command Line

Catatan :
Sebaiknya sebelum memulai menggunakan ArcGIS lebih baik menentukan proyeksinya terlebih dahulu pada layer klik kanan properties Sistem Koordinat dipilih WGS 1984 UTM Zona 49S (Wilayah Jogja).

Tahap Koreksi Citra
-          Koreksi Geometri → Perbaikan Posisi (GCP)
-          Management Data → Perbaikan Proyeksi (WGS 1984 UTM 49S)
-          Mozaik → Penggabungan Citra
-          Koreksi Radiometri → Perbaikan Warna (Histogram)
-          Fusi dan Ortho → Perbaikan ketegakan
2.      KOREKSI KOORDINAT
Sebagai langkah awal dalam memproduksi data spatial dalam format digital , peta analog (berupa print out atau cetakan ) yang merupakan hasil dari scan di ubah terlebih dahulu kedalam format data yang dapat terbaca ke dalam software ArcGis. Format gambar digital yang umum digunakan data ArcGis Tiff, Bmp. Jpg , Img , Gif

Georeferencing
Georeferencing merupakan proses transformasi koordinat pada data raster dari
koordinat digitizer atau scanner ke koordinat real-world, hal ini dilakukan karena
dimungkinkan adanya distorsi koordinat pada data peta digital yang kita gunakan.
Banyak nya titik ikat (GCP ) yang kita gunakan dalam melakukan georeferecing
bergantung pada kondisi topografi daerah yang kita kaji. Semakin terjal daerahnya
maka GCP yang kita gunakan semakin banyak. 
Penyebab kesalahan sehingga harus di Georeferencing karena
-          Bentuk bumi bulat tetapi harus ditampilkan dalam bidang datar 2D
-          Kesalahan Penyiaman
-          Scan Peta Lama

A.    Koreksi Geometri
Cara Koreksi Geometri
1.      Map (Terkoreksi) to Map (Blm)
2.      Map to Image
3.      Map (Blm) → Rektifikasi

 x         x                x                     x
                                       x            x
 x         x                x                     x
   Benar                           x            x
                              Benar                Salah
 x adalah GCP / titik ikat

Ketentuan GCP
-          Perempatan Jalan
-          Cabang Sungai
-          Bangunan / Instansi

Karena
-          Terlihat
-          Merupakan Perpotongan
-          Alih fungsi lahan


Nilai RMS adalah :
ketepatan transformasi koordinat peta raster dalam proses georeferencing, dimana
perhitungannya dilakukan dengan membandingkan posisi koordinat referensi ( X map
dan Y map ) dengan posisi titik tersebut pada peta peta raster yang yang telah
ditransformasikan koordinatnya.
Perbedaan posisi kedua titik ini disebut residual
error, total dari residual error inilah yang menghasilkan nilai RMS eror dimana
angka yang dihasilkan menunjukan kosistensi transformasi antara titik kontrol yang
ada. 

Ketentuan RMS (Sumber BIG)
Batas Toleransi RMS total adalah Bil Skala x 0,2 mm lalu rubah ke meter
Ex :
Skala 1 : 25000 maka batas toleransinya 5 m
Skala 1 : 50000 maka batas toleransinya 10 m

Proses Koreksi Geometri
Untuk memasukkan GCP pilih Add Control Point lalu pilih titik yang memiliki koordinat
Klik titik tersebut lalu klik kanan input X dan Y masukkan koordinatnya. Ulangi langkah tersebut min 4 GCP
Note :
Semakin luas dan curam daerahnya harus diberi GCP lebih banyak.

Setelah itu pilih View Link Table untuk melihat RMS
Peta memiliki skala 1 : 50000, dengan toleransi 10m maka Total RMS <10m sudah memenuhi toleransi.
Untuk menyimpan data yang telah dikoreksi geometri pilih Georeferencing lalu ada 2 pilihan
Jika ingin Save (Data awal akan hilang) maka pilih  Update Georeferencing
Jika ingin Save As (Data awal di Back Up) maka pilih Rectify


B.     Management Data
Buka Arc Catalog – select folder dimana peta yang terkoreksi tersimpan – klik kanan pilih property – Edit pada Spatial reference nya.

3.      INPUT DATA DAN EDITTING
A.    Input Data
-          Menggunakan Add data
-          Menggunakan Arc Catalog
B.     Digitasi
Digitasi peta adalah proses mengubah peta dari format raster ke format vektor.  Data Raster ini dapat berupa peta analog maupun image Remote sensing yang berupa softcopy.  Format data yang dapat dibaca oleh ArcGis : Shp, tiff, jpg, dwg, prj dll.
       
Digitasi → Raster       ↔     Vektor ← Scan

Terdapat 3 metode digitasi yang dapat dilakukan menggunakan ArcGis yaitu
1.      Metode Otomatis → Untuk citra pancromatic (Hitam Putih)
2.      Metode Semi Otomatis → Streaming (F8)
Digitasi langsung tanpa harus klik
Lebih : Halus dan cepat
Kurang : Tidak bisa tegak lurus
3.      Metode Manual
Lebih : Mudah untuk pemula dan bisa tegak lurus
Kurang : Kaku dan kasar

Note :
Skala digit  = 0,5 x skala layout ( Agar informasi peta valid )
Misal : digit di diskala 1 : 1000 maka skala full peta 1 : 2000
Karena selokan terlihat diskala 2000 tapi tidak akan terlihat di skala 10000

Proses Digitasi
a. Membuat ShapeFile ( SHP ) baru Catalog window – pilih folder lokasi penyimpanan data -  klik kanan – new – shapefile.
b. Isikan nama file yang akan digitasi – pada feature type isikan tipe data  baik point, polyline atau polygon – atur spatial reference nya – edit – dan isikan sesuai dengan proyeksi  spatial data anda - ok 
Ex : Edit – select – projected koordinat systems  - UTM – WGS 1984 – Southern Hemisphere – WGS 1984 zona 48S.prj
c. Atur terlebih dahulu sistem proyeksinya ( spatial reference ) ( sistem proyeksi yang digunakan berdasarkan daerah yang akan di petakan , dimana setiap daerah akan memiliki nilai yang berbeda )
d. Digitasi On Screen
Proses digitasi on-screen adalah digitasi yang dilakukan pada layar monitor komputer dengan memanfaatkan berbagai perangkat lunak sistem informasi geografis. Data yang digunakan merupakan  peta Hard copy yang telah dilakukan scaning serta georeferencing terlebih dahulu.

Aktifkan toll bar Editor
Klik customize – toll bar – Editor

Memulai digitasi :
Add  shp yang telah kita buat ( sungai ) -  Editor – star editing – maka akan muncul toll box seperti dibawah ini
Dalam proses digitasi jangan lupan aktifkan tool snaping nya terlebih dahulu:
Editor – Snapping – snapping tool bar
Setelah selesai melakukan digitasi klik editor – save edits – stop edits

Note :
Untuk digitasi sebaiknya skala dikunci dengan cara view – Data Frame Properties – Fix Scale
Untuk lebih cepat gunakan straming.

C.    Input data atribut
Data atribut  digunakan untuk memberikan identitas atau label pada setiap data grafis yang kita miliki. Dengan adanya data atribut akan mempermudah kita dalam melakukan analisis spatial.
a. Memulai Editing data atribut
Data yang akan kita  gunakan adalah data hasil digitasi batas Administrasi Kab. Padang
open attribute table – add file – isikan nama kolom – type

Nb : Type yang digunakan bergantung pada kebutuhan dari atribut yang kita isikan. Jika
data berupa text maka type yang digunakan text , jika data berupa angka maka type
menggunakan short interger


b. Select Data 
Select by atribut : Digunakan untuk memilah data mana yang akan kita beri atribut ,
select data by atribut juga sangat membantu dalam melakukan entri data atribut dalam
jumlah besar fungsi lainnya yaitu mempermudah kita dalam  memfokuskan  data mana
yang akan kita analisis. 

Open attribute table – table options – select by attribute

Query Builder
Query builder sangat berfungsi dalam melakukan analisis spasial, dimana kita dapat
memfokuskan obyek wilayah kajian. Data akan ditampilkan sesuai keinginan kita tanpa
harus menghapus data secara permanen ( baik dipotong atau di hapus )
Sebagai contoh : Peta Kab Bantul kita hanya ingin menampilkan Kec. Sedayu
sedangkan Kecamatan  lain tidak kita tampilkan atau malah sebaliknya.

Klik kanan Bantul – properties – Definition query – Query builder - ok

Rumus dalam penulisan Builder harus diperhatikan karena berkaitan dengan data mana
yang ikin kita fokus kan atau kita buang .
Query Builder  :

Rumus Quiry Builder :
=  OR  →  Data yang ingin ditampilkan
<>  AND  →  Data yang tidak ingin ditampilkan

c. Pengisian data attribute menggunakan bantuan field calculator
pengisian data atribute dengan bantuan field calculator disini memberi kemudahan bagi
kita apabila atribute tabel dalam beberapa baris dengan kolom yang sama serta data
sama maka kita cukup menggunakan menu ini sehingga secara otomatis data akan
terisi semua ( Syarat data terlebih dahulu terselect ). 
klik kanan pada kolom yang akan kita isikan data nya – field calculator – tuliskan data
yang akan kita isi .

d. Convert Polyline to polygon
Tujuan convert data vektor polyline to polygon yaitu menggubah data digitasi yang
merupakan suatu polygon namun kita menginkan data tersebut memiliki type data polyline
atau sebaliknya . Hal ini akan sangat membantu ketika kita membuat batas administrasi
suatu wilayah. 

Arc toolbox – Data management tools - feature – feature to polygon
 




Klik kanan Delete                   DiSelect poligon kecil dan poligon besar (Shift) → start edit lalu Merge

e. Joint Data dan Related Tabel

1.      Joint Data
 Joint data ialah mengabungkan atribut tabel pada data spatial dengan data atau informasi lain yang masih berupa data tabular dalam bentuk excel sehinnga keduanya menghasilkan sebuah informasi baru. 
·         Data yang akan kita gunakan dalam pelatihan ini yaitu data kab.Bantul dengan data bantul. 
·         Buka kedua data tersebut , dan pastikan format data bantul telah berubah menjadi format dbf, yang semula masih berupa format xls add data bantul.xls – buka atribute tabel - table options – export – pilih lokasi penyimpanan data – ubah format data menjadi file and personal geodatabase tables – save .
·         Buka data atribut kabupaten bantul – table options – joints and relates -joints – ok
·         Pilih data yang akan kita joint serta pastikan id data yang akan kita join sama
·         Gunakan id berupa angka hal ini untuk menjaga kosistensi pengisian data atribut yang nanti akan di jadikan id . Usahakan minimal 1 ID antar kedua data sama (ex: Kelurahan)
·         Atribut data yang telah di joint secara otomatis  akan menjadi satu , agar data dapat permanen maka perlu dilakukan eksport data menjadi format shp yang baru, jika tidak dia akan kembali ke data semula.

2.      Relates Tabel
Pada dasarnya relates tabel memiliki fungsi sama dengan joint tabel namun pada related tabel data tidak akan bergabung menjadi satu, ia akan membuat link atau hubungan antara data tabular dengan atribut data spatial. Syarat yang harus dipenuhi dalam related sama ketika kita melakukan joins yaitu id harus sama.
·         Buka data atribut kabupaten bantul – table options – joints and relates - relates – ok
·         Pilih data yang akan kita relates serta pastikan id data yang akan kita relates sama
·         Gunakan id berupa angka hal ini untuk menjaga kosistensi pengisian data atribut yang nanti akan dijadikan id .
·         Agar data tabel excel dapat dibuka sempurna oleh Arcgis maka harus dieksport ke .dbf


f. Input Data GPS dan joint Excel gogo
1.      Input Data dari GPS
Dalam sebuah pemetaan seringkali dibutuhkan data lapangan yang telah memiliki nilai koordinat, dimana data ini dapat digunakan sebagai bahan data analisis . Sebagai contoh data lapangan : titik koordinat dari GPS 
·         Download data GPS dengan format .gpx menggunakan Garmin, dimana data yang diperoleh harus di export kedalam format xls, lalu diexport ke .dbf agar dapat dibaca oleh ArcGis.
·         Buka software Garmin – File – loud form file – pilih data waypoit (karena data berupa point) – File – save to – file – ok
Waypoint untuk data titik
Track untuk data garis tunggal
Route untuk data garis yang memiliki pesimpangan

Untuk merubah .gpx jadi .dbf

2.      Joint data excel gogo ( Ploting data )
Data lapangan yang berasal dari GPS sering kali digunakan dalam sebuah pemetaan. Data dari GPS terkadang tidak bisa secara otomatis dapat kita lakukan ploting dalam ArcGis, sehingga perlu dilakukan perubahan format data. Data ecxel sangat memungkinkan untuk dibaca oleh ArcGis sehingga data dapat dilakukan ploting. 

Fungsi Plotting
·         Untuk cek koordinat GCP dipeta dengan di lapangan
·         Untuk interpretasi cek lapangan (apakah sesuai → Reinterpretasi)
·         Pengukuran topografi untuk buat kontur

Add data latihan 2 ( koordinat daerah prospek )
Klik kanan – Display XY data – mucul tabel dibawah ini - isikan data  sesuai yang ada
pada jendela 

Tampilan spasial hanya bersifat sementara maka kita export data menjadi .shp

Perhitungan Luas dan Panjang 
1.      Luasan
-          Dalam analisis spatial kita sering kali membutuhkan informasi perhitungan luas maupun panjang dari sebuah data spatial . 
-          Hitung Luas Kecamatan Kab Bantul serta panjang sungai yang ada di wilayah Kab.Padang
-          Buka Peta Kab.Bantul pada latihan  3, tambahkan satu kolom untuk menghitung luas (tambahkan satu kolom field dengan nama luas )
-          Klik kanan – Atribute tabel – field – add field – beri nama kolom luas
-          Sorot kolom Luas – klik kanan – calculate geometry

2.      Panjang 
Langkah yang dilakukan dalam menghitung panjang hampir sama dengan menghitung
luas , namun pada property yang digunakan adalah length
Buat kolom field baru untuk panjang – sorot  kolom panjang – klik kanan calculate geometry - ok

3.      3D ANALISIS
Untuk menampilkan dan mengolah data yang berkaitan dengan data 3D
-          Menampilkan data 3D
-          Data yang memiliki nilai ketinggian
-          Kontur → Garis yang merepresentasikan ketinggian yang sama
Vektor (Titik Ketinggian) → Raster → (Nilai tinggi, pixel) → Vektor (Kontur)

TIN ( Trianggulasi Irreguler Network ) 
TIN adalah model data vektor yang berbasiskan topologi yang digunakan untuk
mempresentasikan data permukaan bumi.  TIN menyajikan model permukaan sebagai
sekumpulan bidang-bidang kecil yang berbentuk segitiga yang saling terhubung. 
Aktifkan terlebih dahulu extention 3D Analis dan spasial analis, jika keduanya tidak aktif
maka proses pembuatan TIN tidak dapat dilakukan.

Customize – 3d Analist
Data yang di ploting (koordinat gabungan ) sebaiknya di export terlebih dahulu, agar
kita tidak berulang kali memploting data dan tersimpan secara permanen formatnya.

Aktifkan arc Toolbox – 3D analyst tool – TIN management – creat TIN – ok
Edit TIN → Properties – simbology – Classify – Method – Equal Interval (Bagi rata sec Otomatis)

Lalu buat konturnya

Menentukan Kontur Mayor

2. Interpolasi Kontur
Kontur adalah garis hubung antara titik-titik yang mempunyai ketinggian yang sama. Garis yang dimaksud disini adalah garis khayal yang dibuat untuk menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian yang sama .

IDW
Buat Kontur
Kriging
Buat Kontur sama seperti IDW

3. Menampilkan data dalam ArcScene
ArcScene merupakan aplikasi yang digunakan untuk mengolah dan menampilkan petapeta
kedalam bentuk 3D.

All program – ArcGis – ArcScene - Add data – clip_tin1
Agar tampilan 3D kita jauh lebih menarik dan mudah untuk dilakuakn analisa maka dapat kita atur melalui simbology
-          Tampilan untuk Elevation Klik kanan data pada scene layer (data clip_tin1) – Properties
-          Memperbesar topografi agar jauh lebih terlihat kenampakan secara visualisasinya.

Maka akan muncul tampilan jendela seperti dibawah  ini:
Pada nilai vertical exaggeration kita ubah menjadi lebih besar misal 2 atau 5.
Fungsi Arc Scene
·         Untuk Penentuan lokasi BTS, (Buffer agar mengetahui jangkauan sinyal)
·         Untuk analisis topografi
4. Penampang Melintang 
Penampang melintang : digunakan untuk melihat kondisi sebuah topografi yang kita iris
garis dari samping secara melintang pada sebuah kontur.
Add data Clip_tin1 – aktifkan toll 3D – Pilih 3D Analys – klik interpolate line    – buat garis
melintang – klik create profile graph - Edit properties Advance

5.      LAYOUT
Agar tampilan Layout peta bagus, bisa menggunakan Query Builder
Add data kec Bantul
·         Misal ingin me-layout daerah PIYUNGAN, Maka Query daerah piyungan
·         Add data yg sama, lalu query batas kecamatan dari PIYUNGAN

Contoh rumus
"KECAMATAN" = 'BANGUNTAPAN' OR "KECAMATAN" = 'PLERET' OR "KECAMATAN" = 'DLINGO'
·         Setelah itu masuk ke symbology
Kec A → Pilih warna, outline colour pilih none
Batas Kec → Warna Putih, edit simbol lalu outline
Batas Provinsi → - . -
Kabupaten → - . . -
Kecamatan → - . . . -

Ketentuan Layout

  • Misal diminta skala yang telah ditentukan, Berarti atur kertas
  • Buat sheet seperti RBI
  • Beri keteranan skala yang digunakan

Hey there, I'm Loreo!

Share This Post

Comments

    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar