|
Satelit |
Dalam bidang geodesi satelit, ada dua peran dan fungsi utama dari satelit, yaitu satelit sebagai target, titik kontrol, atau wahana pengukur, dan satelit sebagai sensor atau probe.
Peran satelit sebagai target, titik kontrol, ataupun wahana pergerakan umumnya digunakan pada metode geodesi satelit geometrik, yaitu dalam penentuan posisi titik-titik di permukaan Bumi. Karena orbit satelit yang relatif cukup tinggi di atas permukaan Bumi, maka penggunaan satelit dalam moda ini akan dapat mencakup daerah yang lebih luas. Dalam konteks penentuan posisi, disamping dapat menghubungkan titik-titik yang relatif berjarak jauh (skala regional dan global), penentuan posisi antar titik juga relatif tidak terhambat oleh bentang-bentang alam yang terletak di antara titik-titik yang bersangkutan.
Dalam konteks geodesi satelit dinamik yang memanfaatkan satelit sebagai sensor atau prober dari medan gaya berat bumi, dengan mudah dapat disadari bahwa karena satelit mengorbit Bumi secara kontinyu dan juga Bumi berotasi, maka satelit sangat efektif digunakan untuk mempelajari medan gaya berat Bumi secara global.
Kalau dibandingkan dengan metode-metode terestris, di mana sistem peralatan untuk pengukuran atau akuisisi data berada pada atau dekat permukaan Bumi, maka penggunaan satelit dalam bidanggeodesi lebih atraktif dilihat dari hal-hal betikur yaitu :
- wilayah cakupannya relatif luas,
- dapat mengamati dan mengukur parameter yang lebih banyak dan lebih beragam,
- dapat mengamati lebih baik dinamika suatu fenomena, baik secara spasial maupun temporal,
- operasionalisasinya bersifat lebih kontinyu,
- memberikan nilai dan ketelitian parameter dalam sistem yang umumnya terdefinisi secara baik dan jelas (sistem koordinat global, tiga dimensi, dan homogen), dan
- relatif lebih tidak dipengaruhi oleh cuaca, kondisi topografis, ataupun batas-batas politis maupun administratif
Disamping itu dalam konteks penentuan posisi relatif antar titik misalnya, sistem-sistem seperti TRANSIT, GPS, SLR, VLBI, mempunyai tingkat dan rentang lebih baik dibandingkan metode-metode nonsatelit (terestris). Meskipun begitu untuk jarak antar titik yang relatif sangat dekat, yaitu sekitar 1 km atau lebih dekat, metode-metode terestris umumnya lebih efektif untuk digunakan. Dalam kasus ini hanya metode survei GPS yang dapat berkompetisi dengan metode-metode terestris.
*Sumber : Geodesi Satelit oleh Dr. Hasanuddin Z. Abidin
0 komentar:
Posting Komentar